EAHUN, MITRA – Kesulitan air bersih bagi warga dusun Kimadale, desa Lakamola berlangsung hingga kini. Padahal wilayah tersebut terdapat beberapa sumber air.
Karenanya, warga meminta agar program Pamsimas di desa Lakamola tahun 2008/2009 ini, sangat diharapkan dikerjakan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga dusun Kimadale.Warga juga meminta pihak terkait untuk memeriksa proyek perpipaan Tahun Anggaran 2007.
Pamsimas Pamsimas yang merupakan program penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat kiranya dapat mendekatkan pelayanan kepada air bersih dan sanitasi bagi masyarakat dusun Kimadale yang menjadi salah satu sasaran program ini.
Beberapa warga masyarakat dusun Kimdale mengisahkan, selama ini mereka mengalami kesulitan air bersih karena kebetulan letak pemukiman masyarakat berada pada wilayah pesisir pantai. Sehingga walaupun telah berusaha menggali sumur tetapi karena warga Kimadale tetapi airnya asin (payau, red).
“Pemukiman di sini tidak jauh dari pantai maka kemungkinan besar terpengaruh dengan aliran air laut melalui bawah tanah menyebabkan sumur yang digali airnya asin,” kata Markus Dellu.
Menurut Dellu, selama ini sebenarnya dusun Kimadale telah mendapat bantuan perpipaan air bersih yang dialirkan dari sumbernya mata air dusun Lalao yang bersumber dari dana konpensasi BBM. Namun pada kenyataannya sarana air bersih yang diarahkan ke dusun Kimadale itu hanya mentok di dusun Pokobatun saja. “Proyek air bersih bantuan pemerintah pusat melalui dana konpensasi BBM sebesar Rp. 250 juta itu ternyata pekerjaan perpipaan hanya berhenti di dusun Pokobatun saja, sementara masyarakat dusun Kimadale tidak tersentuh sama sekali,” kata dia.
Hal senada juga dikatakan Beny. Menurutnya, seharusnya perpipaan air bersih yang diprogramkan dengan dana konpensasi BBM ini bisa menjawab kebutuhan air bersih masyarakat dusun Kimadale, tetapi sangat disesalkan pekerjaannya stop di Pokobatun, sehingga akhirnya warga Kimadale hanya nendengar namanya saja.
Lanjut Beny, sepengatahuan dirinya, dana Rp. 250 juta tersebut turun pada tahun anggaran 2007 itu tidak kesampaian. Saat itu yang menjadi pengurus Pokmas diantaranya adalah LP (Ketua), MLD (Bendahara) dan LN (anggota).
“Kami masyarakat disini hanya menjadi tujuan dan sasaran dari pada proyek perpipaan air bersih itu, namun tidak pernah merasakannya. Oleh karena itu, maka melalui program Pamsimas di desa Lakamola tahun 2008/2009, kami sangat mengharapkan agar bisa dikerjakan dengan baik, sehingga kebutuhan air bersih warga dusun Kimadale dapat teratasi,” harap Beny.
Pantauan MITRA di dusun Kimadale, di belakang rumah Beny ada sebuah sumur gali yang dipakai untuk air minum sehari-hari.
Ketika dicoba minum, ternyata airnya benar asin dan tidak layak konsumsi.
Hal lain adalah warga setempat rupanya masih kurang memperhatikan masalah kesehatan lingkungan. Hal ini terlihat banyak warga yang tidak mempunyai jamban.
Oleh karena itu, perlu perhatian dan penyuluhan dari pemerintah daerah kabupaten Rote Ndao melalui dinas Kesehatan agar warga Kimadale ke depan dapat memperhatikan kesehatan lingkungan juga.
Selain itu, warga juga meminta agar pemerintah daerah harus melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan perpipaan yang dikerjakan tahun 2007 melalui program konpensasi BBM dengan nilai Rp. 250 juta itu, karena dalam pengerjaannya tidak sampai pada sasaran, ungkap Beny yang juga merupakan Kaur Pemerintahan dusun tersebut. (riz)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar