Jumat, Juli 10, 2009

Kapan Rote Ndao Punya Bidan?


BA'A, MITRA - Saat ini 22 dari 84 puskesmas pembantu (pustu) Kabupaten Rote Ndao belum mempunyai tenaga medis, akibat dari kekurangan tenaga medis terutama bidan dan perawat. Hal ini diakui Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Rote Ndao, Drs. Sonny Sayd,ketika ditemui di kantor Dinas Kesehatan setempat, Rabu (1/7) lalu. Pemerintah kabupaten Rote Ndao yang baru berumur 7 tahun ini, harus melakukan pembenahan di bidang pelayanan kesehatan secara bertahap mulai dari sekarang."Dari 84 pustu yang tersebar di delapan kecamatan, yang memiliki tenaga medis (perawat dan bidan) baru 62 pustu, sementara 22 lainnya hingga saat ini belum ada tenaga medisnya," aku Sonny Sayd. Dikatakan, 22 pustu yang tidak punya tenaga perawat/bidan desa tersebut terletak di desa-desa yang jauh dari pusat kecamatan atau kota kabupaten dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada."Ini merupakan masalah yang perlu diatasi agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa merata di semua wilayah Kabupaten Rote Ndao. Namun kondisi riil yang dihadapi adalah keterbatasan tenaga," katanya.Dalam keterbatasan ini, kata dia, pemerintah Kabupaten Rote Ndao selalu berupaya untuk mengatsinya secara bertahap," kata dia.Lanjut Sonny, pemerintah berencana untuk menempatkan para tenaga bidan/perawat yang baru lulus CPNS tahun 2009 untuk mengisi pustu-pustu yang masih lowong tersebut. Kekurangan tenaga kesehatan baik bidan/perawat maupun tenaga dokter merupakan masalah yang dihadapi dan berdampak pada tidak terisinya tenaga kesehatan di 22 pustu yanga ada."Kalau untuk tiap puskesmas yang ada memang semuanya sudah memiliki tenaga dokter tetapi semuaya dokter umum. Ada dokter yang PNS dan ada juga dokter PTT. Termasuk pustu yang ada di Pulau Ndao, Kecamatan Rote Barat juga sudah terisi satu tenaga dokter PTT," kata Sonny.Menurutnya, ke depan perhatian dalam bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kaupaten Rote Ndao memang menjadi salah satu perhatian utama pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga penerimaan tenaga kesehatan seperti perawat dan bidan tentu akan terus dilakukan sampai memenuhi kebutuhan yang ada.Menyinggung soal adanya sejumlah paket proyek perbaikan atau rehab gedung pustu yang mungkin menunjukan bahwa ada pustu di Kabupaten Rote Ndao yang tidak layak menjadi tempat pelayanan kesehatan, Sonny mengatakan, sesungguhnya semua pustu di Kabupaten Rote Ndao merupakan pustu dengan gedung permanen. Sehingga sangat layak untuk menjadi tempat pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, ada juga pustu yang gedungnya termasuk gedung tua sehingga butuh perbaikan. Perjuangkan Dokter SpesialisSementara itu, menyinggung soal tidak adanya tenaga dokter spesialis di Kabupaten Rote Ndao, Sonny Sayd mengatakan, salah satu perhatian yang juga dilakukan pemerintah Kabupaten Rote Ndao adalah memperjuangkan kehadiran dokter ahli untuk berutgas di RSUD Ba'a. Hal ini penting, warga Rote Ndao yang mengalami penyakit atau kecelakaan lalu litas serius dan membutuhkan operasi tidak perlu dirujuk ke RSU Kupang."Mendatangkan dokter ahli yang mau bertugas di Kabupate Rote Ndao merupakan pekerjaan yang sulit. Karena, kesejahteraan dokter ahli belum terjamin. Jadi yang erpeting saat ini dokter umumnya saja dulu," kata dia.Sonny menambahkan, untuk peningkatan SDM tenaga kesehatan, saat ini ada juga sejumlah perawat dan bidan atau tenaga kesehatan yang dikirim untuk menjalani tugas belajar. Ini juga merupakan suatu terobosan tapi memang belum seberapa karena tergantung masalah kemampuan keuangan daerah. Kalau sebelumnya ada beasiswa dari pemerintah pusat tetapi saat ini sudah tidak ada lagi."Karenanya, kita harapkan tenaga perawat dan bidan yang kita miliki sekarang bisa meningkatkan pengetahuannya dengan belajar lagi atau tugas belajar. Ini bagian dari upaya peningkatan SDM aparatur kesehatan. Yang jelas, kita selalu berupaya agar kabupaten Rote Ndao lebih baik," kata Sonny. (eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar