BA’A, MITRA – Dua mesin pengolah biji jarak yang ada di wilayah Kabupaten Rote Ndao saat ini cuma 'parkir' saja karena belum dimanfaatkan. Penyebabnya, bahan baku biji jarak belum ada di Kabupaten Rote Ndao dan upaya budidaya jarak masih baru dimulai tahun 2009. Kedua mesin pengolah biji jarak tersebut kini ada di Desa Daleholu, Kecamatan Rote Selatan dan di Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat. Pemerintah Kabupaten Rote Ndao diharapkan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelamatkan kedua mesin tersebut supaya tidak rusak percuma.
Demikian informasi yang dihimpun di Rote Ndao hingga, kemarin. Sesuai informasi, mesin pengolah biji jarak tersebut merupakan bantuan pemerintah pusat yang diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sejak tahun 2008. Mesin ini bermanfaat mengolah biji jarak menjadi minyak jatropa yang dapal dipakai sebagai bahan bakar tenaga disel dan lainnya.
Plt Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Rote Ndao, Ir. Untung yang ditemui di ruang kerjanya, pekan lalu, mengakui bahwa ada dua mesin pengolah sampah bantuan pemerintah pusat untuk Kabupaten Rote Ndao yang saat ini belum dimanfaatkan. Tetapi, Untung menolak mengomentari lebih jauh tentang rencana pemanfaatan kedua mesin pengolah biji jarak tersebut dengan alasan tidak berwenang.
"Kalau soal mesin pengolah biji jarak jangan tanya di saya. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao itu mengurus masalah budidaya biji jaraknya atau masalah produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan. Tapi masalah penggunaan mesin pengolah biji jarak itu kami belum tahu," katanya.
Meski demikian, kata Untung, untuk menjawabi masalah ketersediaan produksi biji jarak yang menjadi bahan baku untuk diolah menggunakan mesin pengolah biji jarak, pada tahun 2009-2010 ini pemerintah Kabupaten Rote Ndao telah mengalokasikan dana Rp 3 miliar untuk pengadaan bibit jarak bagi masyarakat.
"Tahun 2009 initelah diprogramkan budidaya biji dengan alokasi dana Rp 5 miliar tetapi khusus tahun 2009 alokasi dananya baru sebesar Rp 3 miliar. Sisanya akan ditambahkan pada tahun 2010 sehingga total dana untuk budidaya biji jarak sebanyak Rp 5 miliar," kata Untung.
Ditambahkan Untung, untuk budidaya tanaman jarak saat ini pihak Dinas PPK Kabupaten Rote Ndao masih pada tahap persiapan masyarakat yang akan menerima bantuan bibit jarak.
Pihak dinas masih melakukan identifikasi wilayah dan petani yang bersedia menanam tanaman jarak sambil menunggu proses tender pengadaan bibit atau biji tanaman jarak.
"Distanbunhut Rote Ndao akan berusaha supaya budidaya jarak di Kabupaten Rote Ndao bisa berjalan dengan baik dan hasil produksi biji jarak bisa dipakai untuk diolah menggunakan mesin pengolah biji jarak yang sudah ada menjadi bahan bakar alternatif pengganti BBM," urai Untung.Tahun 2009 ini baru dimulai usaya bibit tanaman jarak, maka diperkirakan dua tahun kemudian baru mesin pengeloah biji jarak bida dioperasikan. (eko)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar